Modul penambah dan leher penambah
Sesuai dengan urutan pembekuan, maka modulus diatur biasanya:
produk cor : leher penambah : penambah = 1 : 1.1 : 1.2
Penambah dengan bentuk geometris yang berbeda akan mempunyai modulus yang berbeda. Perbandingan antara diameter dan tinggi penambah yang berbeda juga akan mempunyai modulus yang berbeda.
Type | Ø D | Volume |
A | D = 5.33 M | V = 1.06 D3 |
B | D = 4.91 M | V = 1.16 D3 |
C | D = 4.53 M | V = 1.04 D3 |
M = Modulus penambah |
Tabel di atas hanya berlaku untuk penambah dengan h = 1.5 D. Untuk perbandingan diameter dan tinggi yang lain akan menghasilkan rumus yang berbeda.
Volume penambah
Bukan hanya benda cor yang mengalami penyusutan, karena terdiri dari bahan yang sama, penambah juga akan mengalami penyusutan. Volume penambah harus cukup untuk memberi cairan yang berkurang akibat penyusutan dari benda cor dan penambah itu sendiri.
Pada waktu terjadinya proses pemadatan atau pembekuan, permukaan penambah akan turun sampai kedalaman tertentu. Rongga yang terbentuk di permukaan penambah disebut rongga susut. Gambar 36 menunjukkan rongga susut pada penambah, gambar kiri menunjukkan penambah sesaat setelah penuangan berakhir, gambar kanan menunjukkan penambah beberapa saat setelah pemadatan berakhir.
Volume rongga susut menunjukkan volume cairan maksimum yang dapat dipasok oleh penambah. Besar volume rongga susut berkisar antara 14 – 20 % dari volume total penambah. Prosentase volume ini disebut efisiensi penambah.
Berdasarkan pemikiran di atas maka:
Dimana:
Vf = Volume penambah
Vc = Volume benda cor
s = penyusutan (%)
x = efisiensi penambah
Contoh:
Benda dengan modul 1, bahan baja, volume 100 cm3, temperatur cor 1450°C, temperatur liquidus 1300°C.
Maka susut total adalah:
Dengan demikian penambah harus mampu memberi pasokan cairan sebanyak 7%x100 cm3 = 7 cm3.
Efisiensi penambah 20%, maka Volume penambah menjadi:
Bila dipakai penambah type A
Mesinmusamus